Call of Duty: Black Ops Cold War

Call of Duty: Black Ops Cold War

banner 468x60

Call of Duty: Black Ops Cold War

Beli di sini –> https://shopee.co.id/NOWDIGITAL-Call-of-Duty-Black-Ops-Cold-War-Game-PC-Action-Adventure-Shooters-READY-i.387258199.27157316271

banner 300x250

Call of Duty: Black Ops Cold War adalah game penembak orang pertama (first-person shooter) yang diluncurkan pada 13 November 2020. Dikembangkan bersama oleh Treyarch dan Raven Software, serta diterbitkan oleh Activision, judul ini merupakan kelanjutan langsung dari Call of Duty: Black Ops (2010) dan menjadi seri ke-17 dalam keseluruhan waralaba Call of Duty. Berlatar belakang pada awal hingga pertengahan 1980-an di tengah ketegangan Perang Dingin, game ini memperkenalkan cerita tentang misi pengintaian dan pengejaran terhadap mata-mata Uni Soviet bernama Perseus. Game ini tersedia di platform PlayStation 4, PlayStation 5, Windows, Xbox One, serta Xbox Series X/S.


Gameplay

Dalam bagian ini, Anda akan memahami bagaimana berbagai mode permainan dalam Call of Duty: Black Ops Cold War dirancang untuk memberikan pengalaman yang beragam—mulai dari cerita mendalam hingga pertarungan kompetitif dan mode bertahan hidup melawan zombie.

1. Campaign

Mode campaign di Black Ops Cold War memungkinkan pemain menciptakan karakter kustom bernama “Bell”. Pemain bebas memilih latar belakang seperti agensi intelijen, warna kulit, kebangsaan, dan jenis kelamin, serta berbagai sifat kepribadian yang memberikan keuntungan tertentu saat bermain. Menariknya, sejak Black Ops II (2012), mode ini kembali memperkenalkan multiple endings—beberapa akhir cerita yang berbeda tergantung pilihan yang dibuat pemain selama misi.

2. Multiplayer

Mode multiplayer hadir dengan campuran mode lama dan baru, serta peta yang mendukung format pertandingan 6v6 dan 12v12. Fitur baru yang diperkenalkan adalah mode “Fireteam”, yang mendukung hingga 40 pemain dalam satu sesi. Sistem Create-a-Class dari Modern Warfare kembali, namun dengan peningkatan: Field Upgrades sekarang merupakan bagian dari loadout, dan tersedia Wildcard yang memberikan fleksibilitas seperti memuat delapan lampiran pada senjata utama (Gunfighter), mengkombinasikan enam perks (Perk Greed), membawa dua granat (Danger Close), atau mencampur berbagai jenis senjata/perk tanpa batasan (Lawbreaker). Selain itu, game ini mendukung cross-platform play dan progres lintas platform. Pasca pembaruan, progresi tingkat level di multiplayer diselaraskan dengan Warzone dan Modern Warfare, memungkinkan pemain menggunakan senjata dan operator dari Cold War di Warzone—meskipun mode matchmaking tetap terpisah.

3. Zombies

Mode Zombies kembali dengan kisah baru bernama “Dark Aether”, kelanjutan dari cerita Aether pada game sebelumnya. Alih‑alih karakter tetap, pemain mengontrol operator dari tim CIA bernama Requiem. Progresi dari multiplayer diterapkan juga di Zombies, termasuk akses ke Gunsmith, scorestreaks, dan field upgrades. Mode ini mempertahankan elemen klasik seperti wallbuys, Mystery Box, dan Pack‑a‑Punch, serta memperkenalkan opsi “exfil”, di mana pemain dapat memilih meninggalkan peta, namun harus melawan gelombang musuh tambahan untuk bisa keluar. Intel collectibles tersebar di setiap peta dan mengungkap alur cerita utama. Sistem upgrade senjata, perks, dan peralatan ditingkatkan via Aetherium Crystals, yang diperoleh saat mencapai milestone tertentu. Mode eksklusif PlayStation “Onslaught” menantang dua pemain bertahan di area terkena pengaruh Dark Aether orb. Mode “Outbreak” yang muncul di Season Two memungkinkan pemain bertempur dalam area open-world melawan gerombolan zombie. Peta baru seperti “Mauer Der Toten” dan “Forsaken” juga ditambahkan pada season selanjutnya.


Alur Cerita

Cerita dalam game ini tidak hanya terbatas pada mode campaign, tetapi juga merambah ke semesta multiplayer dan Zombies, menghadirkan alur naratif yang kompleks dan penuh kejutan.

1. Characters and settings

Kisah utama campaign berlangsung pada tahun 1981, mengikuti agen CIA Russell Adler (Bruce Thomas) dalam araf pemburu mata-mata Soviet Perseus (William Salyers). Cerita ini terinspirasi dari peristiwa nyata dan membawa pemain melewati berbagai lokasi, seperti Belanda, Turki, Berlin Timur dan Barat, Vietnam Selatan, Uni Soviet, dan Kuba. Selain Adler, pemain akan bertemu karakter klasik seperti Alex Mason (Chris Payne Gilbert), Frank Woods (Damon Victor Allen), dan Jason Hudson (Piotr Michael). Juga muncul agen baru dari berbagai badan intelijen: Lawrence Sims (MACV‑SOG), Eleazar “Lazar” Azoulay (Mossad), dan Helen Park (MI6). Beberapa antagonis termasuk Arash Kadivar, Qasim Javadi, Anton Volkov, Vadim Rudnik, dan Robert Aldrich. Tokoh sejarah seperti Ronald Reagan, Mikhail Gorbachev, Alexander Haig, dan James Baker juga turut tampil.

2. Synopsis

  • Campaign

Pada Januari 1981, operasi gabungan CIA menyergap Qasim Javadi dan Arash Kadivar atas keterlibatan mereka pada krisis sandera Iran. Dari interogasi, terungkap bahwa Perseus berada di baliknya. Presiden Reagan pun menyetujui operasi rahasia untuk menghentikannya. Tim yang terdiri dari Adler, Mason, Woods, Sims, Lazar, Park, dan Bell—yang memiliki masa lalu kelam terkait Perseus di Vietnam—melakukan operasi infiltrasi ke fasilitas Spetsnaz dan markas KGB demi mengungkap rencana pencurian kode nuklir Proyek Greenlight. Saat akhir cerita, pemain mesti memilih: apakah Bell tetap setia pada Perseus atau malah membantu CIA. Pilihan ini akan menentukan apakah dunia berhasil dihentikan dari bencana nuklir atau tidak.

  • Multiplayer/Warzone

Pada 1984, kelompok Perseus di bawah komando Vikhor “Stitch” Kuzmin menculik Adler dan mengaktifkan kembali program cuci otak. Misi penyelamatan dilakukan di Verdansk oleh Woods dan timnya, yang pada akhirnya menghentikan Stitch—yang ternyata adalah penerus Perseus sebelumnya dan menggagalkan rencana skala global.

  • Zombies

Dimulai pada 1983 ketika eksperimen Nazi di Polandia menciptakan rifts menuju dimensi Dark Aether, tim Requiem dibentuk untuk menghentikan ancaman zombie. Mereka melakukan berbagai operasi di Morasko, Vietnam, dan Pegunungan Ural melawan kelompok Omega yang dipimpin Kolonel Kravchenko. Dengan bantuan Samantha Maxis dan mole internal Sergei Ravenov, mereka melawan entitas Forsaken. Setelah sejumlah pengkhianatan, pertempuran episentrum, dan pengorbanan besar, Forsaken akhirnya ditangkap namun Requiem dibubarkan oleh pembuat programnya, Edward “Eddie” Richtofen.


Pengembangan Game

Proses pembuatan Call of Duty: Black Ops Cold War penuh dengan dinamika internal antar pengembang. Di balik kesuksesannya, terdapat pergantian kendali dan keputusan penting yang membentuk arah akhir dari game ini.

1. Pergantian Tanggung Jawab dan Produksi Terburu-buru

Pada Mei 2019, laporan dari Kotaku mengungkap adanya ketegangan antara dua studio pengembang, yaitu Sledgehammer Games dan Raven Software. Proyek yang awalnya bukan bagian dari seri Black Ops ini disebut-sebut sebagai “berantakan” oleh dua sumber internal. Akibat konflik tersebut, Activision turun tangan dan menyerahkan tanggung jawab utama pengembangan kepada Treyarch, yang sebelumnya sukses dengan game-game Black Ops. Raven tetap dilibatkan sebagai co-developer, khususnya untuk menangani mode campaign.

Akibat pergantian tersebut, waktu pengembangan menjadi jauh lebih singkat dibandingkan seri Call of Duty sebelumnya. Hal ini menantang kedua studio untuk menyatukan visi mereka dalam waktu yang terbatas, sambil tetap menjaga kualitas dan kesinambungan cerita dengan judul-judul terdahulu.

2. Peran Raven Software Sebagai Pemimpin Mode Campaign

Berbeda dari peran mereka sebelumnya yang hanya membantu di bagian tambahan, kali ini Raven Software mendapat peran utama dalam menyusun cerita utama. Ini adalah kali pertama dalam sejarah seri Call of Duty di mana Raven memegang tanggung jawab sebesar itu. Mereka mengusung pendekatan naratif yang lebih kompleks, termasuk menghadirkan sistem pilihan ganda dan akhir cerita yang bercabang, seperti yang terakhir kali muncul di Black Ops II.

Menurut Dan Vondrak dari Raven, ide untuk memiliki beberapa akhir cerita sudah muncul sejak awal proses kreatif. Pendekatan ini sekaligus menjadi penghormatan terhadap Black Ops II, dengan menawarkan kebebasan pemain untuk memengaruhi jalannya cerita.

3. Konektivitas dengan Warzone dan Modern Warfare

Call of Duty: Black Ops Cold War juga dikembangkan dengan mempertimbangkan keterkaitan erat dengan dua judul besar lainnya: Modern Warfare (2019) dan Warzone. Rob Kostich, Presiden Activision, menegaskan bahwa integrasi ini dilakukan agar pemain dapat merasakan kesinambungan gameplay dan progresi lintas judul.

Integrasi ini mencakup sistem level dan senjata yang bisa digunakan di ketiga game, serta peluncuran konten yang sinkron dengan perkembangan musim (seasonal updates). Pendekatan ini menunjukkan komitmen Activision dalam membangun ekosistem game yang saling terhubung dan berkelanjutan.


Kesimpulan

Call of Duty: Black Ops Cold War menawarkan pengalaman bermain yang kaya akan konten, dari campaign sinematik yang penuh pilihan moral, multiplayer yang kompetitif, hingga Zombies mode yang penuh misteri dan lore. Game ini memadukan cerita fiksi dengan referensi sejarah Perang Dingin, menciptakan atmosfer mendalam yang menyenangkan untuk dijelajahi. Baik Anda seorang penggemar narasi, aksi kompetitif, atau tantangan bertahan hidup, game ini punya sesuatu yang layak untuk dinikmati.

Rating

0

( 0 Votes )
Silahkan Rating!
Call of Duty: Black Ops Cold War

No votes so far! Be the first to rate this post.

banner 728x90

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *